Relasi Tuan dan Hamba
Eksposisi 1 Ptr. 2:18-20
.
Mulai dari 1 Ptr. 2:11, Petrus berbicara mengenai hal yang praktis
yaitu etika bagaimana manusia harus hidup dengan sesamanya. Pertama,
Petrus berbicara mengenai relasi rakyat dan pemerintah (ay.13), kemudian
tentang kemerdekaan hidup orang percaya (ay.16). Lalu dalam ayat 18-20
Petrus berbicara mengenai hubungan antara tuan dan hamba.
Petrus memberikan nasihat bagaimana seorang hamba harus hidup di
hadapan tuannya, yaitu supaya mereka tunduk kepada tuannya. Pembaca
surat Petrus sebagian besar adalah pekerja atau orang yang harus bekerja
kepada orang lain, karena jika tidak maka Petrus tidak perlu menuliskan
hal ini.
Petrus tidak menggunakan kata hamba dan tuan yang sering dipakai.
Paulus menulis hamba sebagai dolos, dan tuan sebagai kurios. Dalam
bagian ini Petrus menggunakan kata oiketai (oikos = rumah) yang secara
literal diartikan sebagai hamba rumah. Sedangkan tuan memakai kata
despotes. Despotes kemudian diadaptasi ke dalam bahasa inggris menjadi
despot (tirani). Kata despotes mempunyai pengertian yang sangat negatif,
yang cenderung diterjemahkan sebagai penguasa /tirani. Di dalam konteks
inilah Petrus memberikan nasihat kepada pembacanya. Dari pengertian
bahasa aslinya, relasi antara budak dan tuannya adalah tidak
menyenangkan.
Terjemahan LAI dalam 1Ptr. 2:18 mempunyai pengertian yang berbeda
dibandingkan dengan bahasa aslinya. Terjemahan LAI: “Hai kamu,
hamba-hamba tunduklah dengan penuh ketakutan kepada tuanmu…”. Di dalam
bahasa aslinya kalimatnya bukan seperti itu. NIV menerjemahkannnya
menjadi “dengan ketakutan terhadap Allah, tunduklah kepada tuanmu”.
Ketakutan kita seharusnya ditujukan kepada Allah, bukan kepada tuan
kita.
Keunikan dari nasihat ini adalah Petrus tidak hanya memberikan
nasihat supaya kita tunduk kepada tuan yang baik tetapi juga kepada tuan
/majikan yang bengis. Petrus mengatakan supaya kita mau tunduk kepada
tuan yang bengis sekalipun. Bahasa asli bengis adalah skolios (dari
bahasa Yunani), kata ini mempunyai arti kata yang negatif yaitu bidat,
sesat dan bisa juga berarti bengkok (bidat). Mengapa Petrus memberikan
nasihat yang demikian?
Fokus dari ayat ke-18 adalah di dalam kata tunduk. Petrus tidak
menyuruh kita untuk mencari atasan yang bengis. Kata tunduk dalam ayat
ini bukan berarti kita menyetujui apa yang dilakukan oleh tuan kita atau
ikut kejahatan tuan kita. Dalam suatu pekerjaan, manusia cenderung
untuk menyenangkan hati atasannya. Dalam batasan tertentu hal ini masih
diperbolehkan tetapi jika kita menyenangkan atasan dengan melakukan dosa
atau hal yang tidak beres maka kita melakukan kejahatan di hadapan
Tuhan. Kita tidak menjalani hidup yang terpisah antara gereja dan
kehidupan sehari-hari.
Alkitab banyak menyatakan ketaatan kepada pemerintah tetapi ketaatan
ini bersifat hierarki. Ketika pemerintah memberikan perintah yang
melanggar perintah Tuhan maka kita harus lebih taat kepada Tuhan. Sama
seperti anak yang tunduk kepada orang tua, istri kepada suami,
ketundukan ini tidak bersifat mutlak tetapi bersifat hierarki. Kita
harus lebih taat kepada Tuhan. Ketaatan kepada Tuhan bersifat absolut.
Jika kita bisa memegang prinsip etika ini maka kita bisa membedakan mana
yang harus kita taati dan mana yang tidak, dengan segala konsekuensi
dan resiko. Bisa jadi jika kita tidak taat kepada majikan maka kita akan
mendapatkan perlakuan yang tidak adil tetapi kita harus ingat bahwa
ketaatan kepada Tuhan harus di atas ketaatan yang lain. Petrus tidak
mengajarkan kepada kita untuk tunduk secara mutlak kepada majikan kita.
Nasihat Petrus supaya tunduk kepada tuan kita juga bukan berarti
bahwa kita tidak boleh mencari atasan /majikan yang lebih baik. Ayat ini
bukan berarti kita harus mengabdi kepada majikan kita selama-lamanya.
Nasihat ini bersifat conditional (bersyarat) yaitu selama kita mempunyai
majikan yang berlaku tidak adil, kita tetap harus bertanggung jawab
terhadap pekerjaan kita, tanpa harus ikut kejahatan, dan bila ada
kesempatan yang lebih baik, kita boleh mencarinya.
Dalam Perjanjian Lama, bangsa Israel dijajah oleh bangsa Mesir.
Mereka diperbudak oleh bangsa Mesir dan ketika mereka berdoa kepada
Tuhan karena sudah tidak tahan siksaan Firaun, Tuhan mengirimkan Musa
untuk menyelamatkan bangsa Israel. Tuhan sendiri memaklumi dan
menyetujui bahwa bangsa Israel sudah waktunya meninggalkan Mesir.
Aplikasi dari ayat 18 ini bukanlah perintah, melainkan nasihat di dalam
situasi khusus. Petrus memberikan suatu kekuatan bagi mereka bahwa
selama jemaat masih mengabdi kepada majikan yang jahat, maka anggaplah
masa itu adalah suatu kasih karunia jika kita menanggung penderitaan
yang tidak seharusnya kita tanggung. Inilah cara Petrus memberikan
penghiburan kepada pembaca suratnya.
Anugerah Tuhan datang ke dalam hidup kita melalui 2 cara yaitu
melalui cara yang menyenangkan kita (berkat jasmani), tetapi anugerah
juga datang melalui hal yang bersifat menyakitkan. Inilah yang manusia
tidak suka tetapi sering Tuhan berikan untuk melatih kita. Petrus
mengatakan supaya ketika jemaat diperlakukan tidak adil, anggaplah itu
sebagai anugerah Tuhan bagi kita.
Dalam ayat 19, terjemahan yang diberikan oleh LAI kurang tepat.
Terjemahan LAI: “Sebab adalah kasih karunia, jika seorang karena sadar
akan kehendak Allah...”. Terjemahan yang lebih tepat adalah: “Sebab
adalah kasih karunia, jika seorang menanggung perlakuan yang tidak adil
karena kesadarannya akan Allah”. Jadi bukan karena sadar akan kehendak
Allah. Maksudnya adalah saat anak Tuhan diperlakukan tidak adil oleh
majikannya, kesadarannya (consciousness) akan Tuhan membuat jemaat Tuhan
bisa bertahan menghadapi situasi yang seharusnya tidak dia tanggung.
Anugerah Tuhan datang di dalam hidup kita melalui hal yang menyakitkan
bila ketidakadilan terjadi bukan karena dosa atau kesalahan kita.
Ketika Petrus memberikan nasihat ini, Petrus menunjuk kepada khotbah
Yesus di bukit mengenai kebahagiaan orang yang dianiaya karena kebenaran
(Mat. 5:10). Tidak semua orang yang dianiaya boleh berbahagia. Orang
yang dianiaya karena dosanya tidak patut berbahagia tetapi jika karena
kebenaran mereka dianiaya, mereka harus berbahagia.
Hubungan antara Daud dan Saul merupakan contoh hubungan antara
majikan dan hamba, dimana majikannya (Saul) berlaku tidak adil terhadap
hamba (Daud). Seharusnya Saul menyenangi Daud yang mendatangkan
keuntungan bagi kerajaannya, tetapi Saul begitu membenci Daud sampai
ingin membunuh Daud. Hal ini bisa saja terjadi di dalam kehidupan kita.
Dunia yang kita hidupi adalah dunia yang tidak adil. Kita bisa
mendapatkan perlakuan yang tidak sepatutnya kita terima dari orang lain.
Anugerah apa yang bisa kita terima jika kita mengalami hal yang tidak
baik dalam hidup kita? Ada 4 hal yang harus kita mengerti bahwa di
balik penderitaan yang kita alami karena majikan atau orang lain yang
lebih tinggi dari kita, dan melihat anugerah di balik penderitaan itu:
Pertama, kita harus mengerti bahwa Allah kita adalah Allah yang
berdaulat atas alam semesta ini dan khususnya di dalam hidup
anak-anak-Nya. Jika kita tidak memiliki cara pandang ini, kita akan
mengalami depresi karena merasa semua hal jelek terjadi di dalam hidup
kita. Tetapi jika kita percaya bahwa Allah yang mengatur hidup kita maka
hal itu akan menolong kita untuk menemukan kebaikan dan rencana Tuhan
di balik hal yang menyakitkan. Calvin mengatakan dalam Institutio bahwa
Allah kita adalah Allah yang berdaulat atas segala sesuatu, termasuk hal
jelek yang terjadi pada kita. Dari kacamata Tuhan tidak ada kata
kebetulan. Semuanya ada di dalam rencana dan kedaulatan Tuhan, termasuk
hal yang buruk sekalipun.
Theolog Reformed pertama yang memahami kedaulatan Allah di dalam
Perjanjian Lama adalah Yusuf. Yusuf di awal hidupnya mengalami banyak
kesusahan yang disebabkan oleh saudara kandungnya sendiri. Setelah Yusuf
dewasa dan menjadi orang no 2 di Mesir, Yusuf mengerti maksud Tuhan di
dalam hidupnya. Perspektif seperti Yusuf ini harus ada di dalam hidup
kita. Tidak gampang melakukannya tetapi Petrus mengajak kita untuk
melihat bahwa di balik penderitaan dan perlakuan yang tidak adil oleh
orang lain, ada kedaulatan Allah dan anugerah Tuhan di balik semua yang
kita alami. Orang Kristen hanya ada 2 macam saat mengalami kesusahan
dalam hidupnya yaitu yang meninggalkan Tuhan dan yang menantikan
anugerah dari Tuhan. Yang manakah kita?
Kedua, bagaimana kita bisa menemukan anugerah dan kasih karunia Tuhan
di balik hal buruk yang terjadi di dalam hidup kita? Kita harus
memiliki perspektif bahwa di balik semua hal yang terjadi, Tuhan sedang
membawa kita untuk mengalami Tuhan lebih dalam lagi. Mazmur 23
seringkali menjadi bagian favorit bagi orang percaya tetapi hanya bagian
awalnya saja. Bagian belakang dari Mazmur 23 dimana kesusahan terjadi,
banyak orang tidak mau membaca atau menghapalkannya. Daud ingin
memberikan perspektif pengenalannya kepada Tuhan, ada 2 macam pengenalan
akan Tuhan. Ada perspektif yang menyenangkan dan tidak. Justru di saat
hidup tidak menyenangkanlah kita dapat merasakan kekuatan dan
penghiburan dari Tuhan.
Kita seringkali hanya mau mengalami anugerah Tuhan yang menurut kita
menyenangkan, tetapi Petrus mengingatkan bahwa anugerah bisa datang
melalui lembah kekelaman. Di dalam teologi Reformed seringkali kita
meniadakan pengalaman tetapi hal ini tidak benar. Banyak tokoh Alkitab
yang mengalami pengalaman rohani dengan Tuhan. Memang pengalaman rohani
tidak boleh dijadikan doktrin tetapi sebaliknya pengalaman seharusnya
muncul dari doktrin yang benar. Kita juga tidak boleh anti dengan
pengalaman rohani. Daud menyatakan Mazmur 23 berdasarkan pengalaman
rohaninya dengan Tuhan. Dan melalui perlakuan tidak adil yang kita
alami, kita bisa mengalami Tuhan lebih dalam lagi dalam hidup kita.
Kekristenan zaman sekarang sebenarnya sedang mengajarkan kepada kita
untuk takut mengalami kesulitan dan penderitaan. Padahal saat kita
mengalami kesulitan yang bukan karena dosa, di situ Tuhan sedang
memberikan kita anugerah baru.
Ketiga, kita bisa menemukan anugerah di balik penderitaan ketika kita
mengampuni. Tuhan menginginkan kita untuk belajar mengampuni dan tidak
membalas kejahatan dengan kejahatan. Walaupun hal ini tidak gampang
dilakukan tetapi jika kita bisa melalui ujian ini, hal ini bisa menjadi
kemenangan di dalam hidup kita. Hidup dalam dunia yang tidak sempurna
akan ada banyak hal yang tidak adil. Menyimpan kebencian sama sekali
tidak ada manfaat bagi kita. Bagaimana kita bisa belajar hal yang baik
dari hal yang tidak baik adalah dengan belajar mengampuni. Doa paling
indah dalam Perjanjian Baru adalah doa Tuhan Yesus di kayu salib. Yesus
mengampuni orang yang telah menyiksa-Nya di kayu salib.
Keempat, kita bisa belajar untuk tidak memperlakukan orang lain
seperti yang kita alami. Ketika kita diperlakukan tidak adil,
semena-mena oleh atasan kita, dalam momen ini kita harus bertekad supaya
kita tidak memperlakukan orang lain dengan semena-mena. Kita harus
belajar untuk menang melawan kejahatan dan perlakuan tidak adil. Jika
kita membalasnya kepada orang lain maka apa bedanya kita dengan orang
dunia?
Inilah nasihat Petrus kepada kita, bagaimana kita berelasi dengan
orang lain di dalam dunia ini. Dunia tidak sempurna. Marilah kita terus
belajar menyangkal diri dan memikul salib dalam memenangkan peperangan
rohani ini.
KEHANGATAN CINTA
Kehangatan CINTA dalam HIDUP akan kita NIKMATI jika kita serahkan HATI kita kepada Tuhan bukan kepada keinginan HAWA NAFSU.
CINTA sebuah keindahan yang KUDUS, SUCI dan MULIA karena datangnya dari HATI Tuhan.
Sebuah kesalahan dan kebodohan jika kita melakukan hal-hal yang KOTOR, mengorbankan HIDUP hanya memuaskan BIRAHI.
Milikilah KESADARAN bahwa Tuhan ada DEKAT kita, maka kita akan MENGHORMATI kehadiran-Nya, bukan karna takut berbuat DOSA.
Dia mengetahui apa yang kita lakukan karena Dia lebih NYATA dari yang kita LIHAT dan bayangkan.
Allah telah MENYEDIAKAN sesuatu yang terbaik dari yang paling baik bagi kita yang MENGHARGAI kehadirannya.
Kesadaran akan KEHADIRAN-Nya akan membuat kita semakin MERASAKAN KEMULIAAN Tuhan di setiap langkah HIDUP kita.
Sebab KENIKMATAN CINTA bukan di ukur dari hal-hal LAHIRIA, tapi di ukur dari KESADARAN akan pengenalan CINTA itu sendiri.
Hanya dengan Tuhan Yesus kita bisa MENIKMATI KEBAHAGIAAN CINTA SEJATI.
HATI SUMBER KEKUATAN DAN KUASA
Allah akan MEWUJUDKAN dan MENYATAKAN janjiNya kepada kita walau itu kelihatan mustahil.
Biarkan matamu BERCAHAYA dan hatimu BERSINAR memancarkan kehidupan.
Karena KEHIDUPAN yang benar MENGALIR dari hati yang tulus dan suci.
Ingat HATI sumber KEKUATAN dan KUASA.
CINTA YANG MURNI
CINTA yang SUCI akan membuat KERINDUAN HATI kita kepada seseorang menjadi MURNI.
Apa yang kita ALAMI akan di RASAKAN dan di NIKMATI oleh seseorang yang kita CINTAI.
Karena itu DATANG dari KETULUSAN dan KEJUJURAN CINTA.
BERBAHAGIALAH
kehidupan kita sebab KERINDUAN HATI yang MURNI, hanya ada kepada
ORANG-ORANG yang di BERKATI oleh TUHAN dengan KESUCIAN HATI TUHAN.
TUHAN MENGINGAT DAN MEMPERHATIKAN
MILIKI SEMANGAT HIDUP DAN KEMURAHAN TUHAN
Amsal 18:14
“Orang yang bersemangat dapat menanggung penderitaannya, tetapi siapa akan memulihkan semangat yang patah?”
Jika Anda memiliki semangat dan tetap bersemangat maka Anda dapat
menanggung penderitaan seberat apa pun dalam hidup Anda. Anda akan
sanggup menanggung penderitaan orang lain, Anda akan sanggup melayani
orang lain. Anda akan melihat kasih dan kemurahan Allah dinyatakan dalam
hidup Anda.
Ada 3 hal yang dapat membuat seorang menjadi lemah dan patah semangat:
1). Kekuatiran dan ketakutan
2). Kekecewaan dan kemarahan
3). Rasa bersalah dan rasa tidak berharga.
Anda harus menanggalkan ke-3 perasaan negatif itu yang dapat merusak
semangat hidup Anda, jika Anda ingin melihat kebaikan, kemurahan, berkat
dan mujizat Allah dinyatakan dalam hidup Anda.
Cara menguatkan kembali semangat yang patah:
1. Menaikkan nyanyian pujian kepada Tuhan
Yesaya 61:3
untuk mengaruniakan kepada mereka perhiasan kepala ganti abu, minyak untuk pesta ganti kain kabung, nyanyian puji- pujian ganti semangat yang pudar, supaya orang menyebutkan mereka “pohon tarbantin kebenaran”, “tanaman TUHAN” untuk memperlihatkan keagungan- Nya.
Alkitab menjelaskan bahwa menaikkan ucapan syukur dan Nyanyian
Puji-Pujian memiliki kuasa untuk mengganti semangat yang pudar.
Menaikkan ucapan syukur dan nyanyian Puji-Pujian memang agak sulit
ketika kita dalam kesulitan.
Namun kita perlu mengerti bahwa ucapan syukur dan puji-pujian itu
dapat membangkitkan kembali semangat yang pudar. Mengapa? Sebab ucapan
syukur dan nyanyian pujian dapat membawa Tuhan masuk ke dalam situasi
dan keadaan hidup Anda, tidak peduli seburuk apa pun keadaan kita.
Ingatlah bahwa “Allah bersemayam di atas puji-pujian umat-Nya.” (Mazmur 22:4)
Memang benar, pada saat Anda berada dalam kesulitan hidup, ada banyak
hal yang ingin Anda lakukan kecuali memuji Tuhan, sebab memang sulit
memuji Tuhan di saat-saat sedang dalam kesulitan.
Namun pada saat Anda mulai menaikan ucapan syukur dan memuji Tuhan,
pada saat itu Dia akan berjalan di tengah-tengah kesulitan hidup Anda.
Mazmur 100:3-5
“Ketahuilah, bahwa Tuhanlah Allah; Dialah yang menjadikan kita dan
punya Dialah kita, umat- Nya dan kawanan domba gembalaan- Nya. Masuklah
melalui pintu gerbang- Nya dengan nyanyian syukur, ke dalam pelataran-
Nya dengan puji- pujian, bersyukurlah kepada- Nya dan pujilah nama- Nya!
Sebab TUHAN itu baik, kasih setia- Nya untuk selama- lamanya, dan
kesetiaan- Nya tetap turun- temurun.”
Firman Tuhan di atas menjelaskan bahwa menaikkan ucapan syukur dan puji-pujian bukan hanya membawa Tuhan hadir di tengah-tengah hidup kita, tetapi Pujian juga memberikan kita pewahyuan tentang Siapa Tuhan itu sebenarnya dan memberi kita jalan masuk ke dalam hadirat Tuhan.
Apabila Anda membangun kesadaran tentang kebaikan Tuhan dalam hidup
Anda, sebagai alasan Anda untuk memelihara rasa syukur dan bisa mengucap
syukur kepada Tuhan maka Anda tidak akan menjadi ragu dan berpikir:
“Apakah Tuhan sanggup menolong saya keluar dari masalah ini?”
Anda akan dapat mempercayai Kuasa di dalam nama Tuhan Yesus, dan Kuasa
Kebangkitan-Nya untuk memberkati Anda, menyembuhkan Anda dan memulihkan
Anda bahkan mengubah hidup Anda.
Orang yang tidak tahu mengucap syukur adalah orang yang menderita dan
tidak berbahagia hidupnya. Mereka tidak pernah merasa puas. Tidak
pernah merasa cukup. Apabila kita melatih kebiasaan mengucap syukur
dalam segala hal, maka kita sedang mengurangi stress di dalam hidup
kita, meningkatkan semangat hidup dan tetap bersemangat.
2. Membaca, merenungkan dan memperkatakan Firman Tuhan
Cara lain untuk membangkitkan kembali semangat yang pudar adalah
dengan membaca, merenungkan, mendoakan firman Tuhan dan memperkatakannya
kembali, sampai muncul sebuah keyakinan iman yang kuat di hati Anda
bahwa Anda mempercayainya lalu Anda memiliki kesanggupan untuk melakukan
firman yang Anda perkatakan itu. Hasilnya: Roh Kudus akan membangkitkan
semangat yang pudar dan memberikan Anda sukacita dan kegirangan.
Yeremia 15:16
“Apabila aku bertemu dengan perkataan- perkataan- Mu, maka aku
menikmatinya; firman- Mu itu menjadi kegirangan bagiku, dan menjadi
kesukaan hatiku, sebab nama- Mu telah diserukan atasku, ya TUHAN, Allah
semesta alam.”
Dalam Injil Markus 5:25-29 diceritakan kisah seorang
perempuan yang sudah 12 tahun mengalami pendarahan. Pada saat itu
begitu banyak orang yang berdesak-desakan dekat Tuhan Yesus, banyak juga
orang yang menjamah jubah-Nya tetapi hanya jamahan seorang perempuan
yang mengalami pendarahan yang dapat mengaktifkan Kuasa dan membuat
penyakitnya menjadi sembuh.
Maukah Anda mengetahui bagaimana menjamah Tuhan, mengaktifkan
kuasa -Nya lalu menerima kesembuhan, mujizat dan berkat yang Anda
butuhkan?
Ketika perempuan itu memdengar berita bahwa Yesus akan memasuki desanya, ia berkatankepada dirinya sendiri: “Asal kujamah saja jubah-Nya aku akan sembuh.” (Markus 5:28). Dalam perjalanannya untuk berjumpa dengan Tuhan Yesus, perempuan ini mungkin saja mengatakan hal itu berulang-ulang kali “asal kujamah saja jubah-Nya, aku akan sembuh.”
Kita tidak tahu seberapa lama ia memperkatakan hal itu kepada dirinya
tetapi, dia telah membangun imannya kepada Tuhan Yesus dengan
memperkatakan firman kepada dirinya sendiri bahwa Tuhan Yesus itulah Penyembuhku, Tuhan Yesus itulah satu-satunya Penolongku yang sungguh!
Jika Anda menderita sakit, ketimbang berpikir dan berkata yang
negatif tentang keadaan Anda, sebaliknya bangkitkanlah semangat Anda
kembali, bangkitkanlah iman Amda dengan memperkatakan firman-firman
kesembuhan sambil mengingat kebaikan dan perbuatan ajaib Tuhan di masa
lalu. Harapkanlah kemurahan-Nya bekerja ke atas hidup Anda.
3. Lihatlah kemurahan Tuhan yang semakin besar di dalam hidup Anda.
2 Petrus 1:2
“Kasih karunia dan damai sejahtera melimpahi kamu oleh pengenalan akan Allah dan akan Yesus, Tuhan kita.”
Semakin Anda mengenal Tuhan Yesus, semakin besar kasih karunia dan
damai sejahtera yang akan dilimpahkan ke atas hidup Anda. Tuhan ingin
Anda mengetahui bahwa Tuhan mau memberikan perlakuan yang istimewa
terhadap Anda. Tuhan mau melimpahkan kebaiakn dan kemurahan-Nya ke atas
hidup Anda supaya Anda berhasil dan berbahagia.
Jika Anda seorang karyawan yang mengenal Tuhan Yesus, dan mempercayai
kemurahan Tuhan ada di atas hidup Anda, maka Tuhan akan memberikan Anda
seorang Boss yang murah hati, rekan kerja yang mendukung Anda untuk
sukses dan mendapatkan promosi bagi Anda. Jika Anda seorang anak Tuhan,
Anda akan menjumpai orang-orang siap untuk mendengarkan kesaksian Anda
tentang siapa Tuhan Yesus, mereka akan senang meminta didoakan oleh
Anda.
Jika Ada mau sukses dan diberkati, Anda tidak boleh menggunakan jubah
kegagalan tetapi pakailah dahulu jubah kemurahan hati, maka Anda akan
melihat Tuhan membuat orang-orang di sekitar Anda bermurah hati kepada
Anda di tengah-tengah kesulitan hidup Anda.
Kisah Rut menjelaskan tentang seorang yang mengenal Tuhan dan
mempercayai kemurahan Tuhan atas hidupnya. Sekali pun ia tidak merasa
pantas menerimanya sebab ia adalah Orang Moab, bukan orang Yahudi. Ia
tidak dikenal orang-orang Betlehem, ia orang asing hanya seorang janda
miskin.
Tetapi Rut percaya bahwa kemurahan Tuhan ada atas hidupnya. Ia berkata: “Aku
akan mendapatkan kemurahan di ladang milik Boas dan aku akan
mengumpulkan bulir-bulir jelai sedikit demi sedikit di belakang
orang-orang yang murah hati.” (Ruth 2:2)
Secara alamiah, Rut memiliki banyak faktor yang menghalangi hidupnya
sukses dan berbahagia tetapi, karena ia mengenal Allah, ia mempercayai
kemurahan Allah maka Rut tidak hanya menjadi istri Boas, orang terkaya
di kotanya tetapi juga dia adalah nenek moyang Raja Daud. Nama Rut
terrcantum dalam silsilah keturunan Yesus Kristus, Tuhan dan Juruselamat
kita. Sekali pun ia bukan orang Yahudi!
Inilah kemurahan Tuhan yang bekerja atas hidup seorang yang bernama
Ruth. Kemurahan Tuhan ini pun akan dilimpahkan ke atas hidup Anda yang
percaya dan mengenal Tuhan Yesus Kristus.
Tuhan Yesus memberkati.
MOTIVASI YANG BENAR
1 Tesalonika 4:7 Allah memanggil kita bukan untuk melakukan apa yang cemar, melainkan apa yang kudus.
Tuhan memanggil setiap umatNya untuk melakukan segala sesuatu yang
kudus. Dia tidak menginginkan orang percaya melakukan apa yang cemar.
Cemar di dalam pengertian ini salah satu artinya adalah melakukan
sesuatu dengan motif yang tidak benar. Motif yang tidak benar berbeda
dengan motif yang benar. Motif yang benar berarti semua yang dilakukan
adalah demi kemuliaan Tuhan karena kita percaya bahwa segala sesuatu
adalah dari Dia, oleh Dia dan bagi Dialah kemuliaan sampai
selama-lamaNya (Roma 11:36). Motif yang tidak benar adalah demi
kepentingan sendiri.
Ketika Ananias dan Safira dipanggil Tuhan
untuk menjadi pelayanNya, mereka melakukannya dengan motivasi yang tidak
benar karena mereka mempersembahkan harta mereka bukan untuk Tuhan,
tetapi untuk mencari muka di tengah jemaat lain dengan cara mengambil
sebagian yang mereka persembahkan untuk kepentingan sendiri. (KPR
5:1-11). Ketika Tuhan memanggil Eli untuk melayaniNya sebagai iman bagi
bangsa Israel, Imam Eli melakukannya dengan motivasi yang tidak benar
karena dia melayani Tuhan hanya untuk memperkaya diri sendiri (I Samuel
2:29). Ada begitu banyak contoh di dalam alkitab yang menjelaskan
motif-motif yang tidak benar dari umat Tuhan.
Kita yang telah
dipanggil Tuhan dari kegelapan kepada terangNya yang ajaib harus
memahami maksud dan rencana Tuhan memanggil kita. Jangan sampai kita
mengalami hal yang tragis seperti yang dialami oleh Annanias dan Safira
dan juga Imam Eli dan kedua anaknya. Motivasi yang benar dalam meresponi
panggilan Tuhan akan membuat kita semakin dipakai oleh Tuhan.
Sebaliknya, motivasi yang tidak benar akan membuat kita menjadi
orang-orang yang harus dibuang. Itu sebabnya dikatakan firman Tuhan
bahwa banyak yang dipanggil, tetapi sedikit yang dipilih.(Matius 22:14).
Artinya, banyak orang yang dipanggil kepada terangNya yang ajaib,
tetapi ada begitu banyak juga orang akan tersisih karena tidak memahami
maksud dan tujuan panggilan Tuhan itu atas dirinya sehingga dia tidak
mempersiapkan diri dan tidak menggunakan kesempatan itu untuk memuliakan
Tuhan. Orang seperti ini biasanya meresponi panggilanNya hanya untuk
memperkaya diri sendiri dengan cara yang tidak benar namun terlihat
rohani, menyombongkan diri dan ingin dikenal orang dengan kemampuan
bermain musik, menyanyi atau bahkan berkhotbah yang tidak dimiliki oleh
orang lain, dan lain sebagainya. Itu semua akan membuat kita menjadi
orang-orang yang memiliki motivasi yang tidak benar. Kita harus
bersyukur bahwa hari ini kita diingatkan kembali untuk memiliki motivasi
yang benar di dalam meresponi panggilan Tuhan baik di dalam pelayanan
maupun di dalam pekerjaan sehari-hari bahwa semuanya adalah untuk
kemuliaan Tuhan. Kasih karunia Tuhan menyertai kita semua.
TUHAN
YESUS BERFIRMAN DALAM WAHYU 22:13 “AKULAH YANG PERTAMA DAN YANG
TERAKHIR; AKULAH TUHAN DARI PERMULAAN SAMPAI PENGHABISAN” AMIN
Ruben,
Mati adalah awal kehidupan. Hidup
adalah pangkal kematian. Hidup dan
mati, datang silih berganti, tidak
ada yang kekal abadi. Itulah hukum
alam yang hakiki. Oleh sebab itu,
jangan takut mati, jangan mencari mati.
Selama hidup, lebih baik bersegeralah
perbanyak kebaikan, syukuri
diri
dalam keadaan apapun, dan tahu diri
di manapun. Bebas, lepas, tidak
terikat dan melekat, cerah ceria,
berpikir optimis dan positif setiap
saat, PASTI hidup senang, mati
tenang. :-)